04 November 2013

Mengenal Kebudayaan Jepang

Gambar Berbagai Kebudayaan Jepang


Sekilas Mengenai Kebudayaan Jepang

Kebudayaan Jepang begitu banyak dan beragam, sejarah perkembangannya sudah berlangsung sejak lama, dari semenjak zaman pra-sejarah, ketika periode Jōmon (sebelum 300 SM) hingga ke kebudayaan kontemporer masa kini. Pengaruh-pengaruh dari luar, juga turut mempengaruhi perkembangan kebudayaan di Jepang.

Budaya-budaya tradisional Jepang banyak yang berakar dari budaya tradisional Cina, walaupun secara historis kebudayaan Jepang dan kebudayaan Cina berbeda, ada beberapa hal yang secara historis memperluas perbedaan budaya yang ada di dua negara tersebut. Sedangkan kebudayaan Jepang kontemporer masa kini, sudah merupakan perpaduan dari pengaruh-pengaruh kebudayaan Asia dan kebudayaan Barat.

Referensi :


Bahasa Jepang

Bahasa Jepang adalah bahasa nasional Jepang yang sudah ada sejak jaman prasejarah, dan termasuk keluarga bahasa Altaic. Sistem penulisan Jepang terdiri dari 3 set karakter yang berbeda, yaitu : Hiragana, Katakana dan Kanji. Selain itu, huruf alphabet atau rōmaji, juga seringkali digunakan, terutama untuk logo, nama perusahaan dan periklanan.

Tulisan Jepang dapat ditulis dengan 2 cara, dengan cara western yaitu secara baris horizontal dari atas hingga bawah halaman, dan juga dengan cara tradisional Jepang, yaitu secara kolom vertikal dari sisi kanan hingga sisi kiri halaman.

Referensi :


Literatur Jepang

Pada awalnya, literatur Jepang sangat dipengaruhi oleh literatur Cina dan kontak kebudayaan dengan Cina. Selain itu ada juga pengaruh dari literatur India, yang masuk melalui penyebaran Budhisme di Jepang. Namun pada akhirnya Jepang mengembangkan gaya dan kualitas literaturnya sendiri. Di abad ke 19 literatur Jepang mulai mendapat pengaruh yang sangat kuat dari literatur Barat, yang masuk melalui dibukanya kembali jalur perdagangan dan diplomasi ke Barat oleh Jepang.

Referensi :


Musik Jepang

Pada awalnya musik Jepang masih begitu sederhana, mulai dari penggunaanya yang hanya sebatas lagu-lagu rakyat saja sampai pada instrumen yang digunakan juga masih begitu minim. Musik Jepang mulai menjadi kompleks ketika musik-musik dari Korea dan Cina mulai masuk, yaitu pada abad ke-6. Namun apabila ditinjau secara historis, musik Cina adalah yang paling banyak memberikan pengaruh terhadap musik Jepang, hal ini dikarenakan instrumen-instrumen musik tradisional yang populer di Jepang awal mulanya berasal dari Cina.

Ketika periode Meiji  (1868 – 1912 M), musik Barat mulai masuk dan memberikan pengaruh terhadap musik Jepang. Para musisi Jepang mengadopsi pengaruh Barat ini, untuk kemudian mereka kembangkan lagi menjadi sesuatu yang unik dalam permusikan Jepang. Hingga di masa sekarang, berbagai pengaruh dari seluruh dunia masuk dan turut mewarnai perkembangan musik Jepang.

Referensi :


Seni Visual Jepang

Seni di Jepang sudah ada semenjak ribuan tahun lalu, yaitu pada periode Jōmon (sebelum 300 SM), seni yang dikembangkan ketika itu adalah keramik, kemudian berkembang lagi di periode berikutnya menjadi bentuk-bentuk seni berbahan tulang, gading dan logam. Ketika periode Asuka (538 – 710 M) dan Nara (710 – 784 M), seni ini kemudian berkembang lagi menjadi bentuk yang lebih kompleks, seperti berkembangnya tehnik membuat bangunan, pengolahan logam dan teknik serta media lukisan. Pengaruh Cina dan Buddhisme memainkan peranan penting terhadap perkembangan seni di masa itu, banyak dari tehnik dan bentuk seni Cina yang diadopsi oleh Jepang. Pada periode Edo (1603 – 1867 M) hingga abad ke 20, pengaruh Barat masuk ke Jepang, pengaruh ini terlihat dari beberapa arsitektur dan lukisan Jepang yang mengadopsi gaya Barat.

Referensi :


Seni Pertunjukkan Jepang

Jepang memiliki 4 macam teater tradisional terkenal, yaitu Noh, Kyōgen, Kabuki dan Bunraku. Masing-masing diantaranya memiliki ciri khas dan keunikan yang berbeda.

Noh adalah drama musikal Jepang yang telah dimainkan sejak abad ke 14, dalam pertunjukannya teater Noh mengkombinasikan seni pertunjukkan Cina, tarian Jepang dan berbagai kesenian rakyat lainnya. Sedangkan Kyōgen juga merupakan teater tradisional Jepang yang sudah dimainkan sejak abad ke 14, Kyōgen dimainkan untuk memberikan jeda ketika permainan Noh berlangsung. Salah satu yang membedakan antara Noh dengan Kyōgen adalah, pemain Noh menggunakan topeng sedangkan Kyōgen tidak.

Teater Kabuki pertama kali dimainkan pada tahun 1603, teater ini mengkombinasikan drama, tarian dan musik, cerita yang ditampilkan dalam teater Kabuki begitu hidup dan memiliki unsur komedi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Teater Bunraku muncul bersamaan dengan Noh, teater ini menggunakan boneka dalam pertunjukkannya. Boneka yang digunakan dalam pertunjukkan Bunraku biasanya berukuran sekitar 3 hingga 4 kaki, dikendalikan oleh pemain boneka yang berpakaian serba hitam. Penggunaan musik dan nyanyian juga populer dalam pertunjukkan Bunraku.

Referensi :


Masakan Jepang

Nasi adalah makanan pokok di Jepang, biasanya disajikan bersama sup Miso dan hidangan-hidangan lain, seperti ikan dan sayuran. Selain itu ada juga masakan-masakan tradisional lain yang berbahan mie, ikan, sayuran atau daging, seperti Udon, Oden, Nikujaga, Tempura, dll. Makanan-makanan Barat seperti steak dan hamburger juga banyak ditemukan di Jepang.

Secara historis, masakan Jepang banyak terpengaruh oleh Korea dan Cina. Pada abad ke 3 SM Korea mengembangkan tehnik menanam padi, yang kemudian diteruskan oleh orang-orang Jepang pada periode Yayoi (300 SM – 300 M). Pada masa itu pula teh, sumpit dan beberapa makanan lainnya diperkenalkan oleh Cina.

Rempah-rempah seperti merica dan cengkeh mulai dikenal pada abad ke 8, bahan makanan ini diimpor dari Cina dan Asia Tenggara. Pada abad ke 16, orang-orang Portugis dan Belanda memperkenalkan makanan goreng. Kemudian pada Era Meiji (1868 – 1912 M), secara umum masyarakat Jepang mulai makan daging untuk yang pertama kali, semenjak dilarang pada abad ke 6 karena faktor Buddhisme. Di masa kini masakan Jepang sangat dipengaruhi oleh faktor 4 musim dan geografis.

Referensi :


Pakaian Jepang

Di masa modern ini ada 2 jenis pakaian yang biasa dikenakan orang Jepang, ada pakaian bergaya Barat / Western dan ada juga pakaian bergaya tradisional. Pakaian tradisional seringkali dipergunakan untuk acara-acara seperti upacara, festival, pernikahan, pemakaman dan acara-acara adat lainnya. Sementara pakaian bergaya Barat / Western biasa dipergunakan sebagai pakaian harian.

Salah satu pakaian tradisional Jepang yang paling populer adalah Kimono, yang secara bahasa berarti "sesuatu untuk dipakai". Pakaian Kimono meliputi seluruh badan, terkadang terdiri dari beberapa lapisan dan terikat oleh semacam ikat pinggang yang disebut Obi. Kimono diketahui sudah ada semenjak periode Jōmon (sebelum 300 SM), namun antara tahun 300 sampai 550 M, Kimono mulai mendapat pengaruh kuat dari Cina. Pada Era Meiji (1868 – 1912 M), gaya berpakaian Barat mulai memberikan pengaruh terhadap gaya berpakaian orang Jepang. Para petugas, angkatan laut dan orang-orang dari unit tentara keshogunan adalah yang mula-mula mengadopsi gaya berpakaian Barat. Kemudian disusul pula oleh para mahasiswa, pengusaha, dokter, guru, bankir dan para pemimpin lainnya, mengenakan jas untuk bekerja dan untuk berbagai kegiatan sosial lainnya. Setelah perang dunia ke 2 hingga kini, penggunaan pakaian bergaya Barat semakin meluas di berbagai sisi kehidupan masyarakat Jepang.

Referensi :


Seni Bela Diri Jepang

Sejarah perkembangan seni bela diri di Jepang bermula dari tradisi ksatria yang ada di kalangan para Samurai. Pada mulanya para samurai dituntut untuk bisa menguasai berbagai senjata, pertempuran bersenjata dan keterampilan berperang. Berbagai senjata dan perkembangannya, serta tehnik penggunaan senjata juga turut mempengaruhi perkembangan kemampuan bertarung seorang Samurai.

Adanya periode dimana Jepang pernah terisolasi dari dunia luar dalam waktu yang panjang juga turut mempengaruhi perkembangan tehnik bersenjata para Samurai, periode ini menyebabkan perkembangan senjata di Jepang menjadi lamban, sehingga memberikan kesempatan bagi para Samurai untuk mengembangkan tehnik bersenjatanya lebih luas dan mendalam lagi.

Seni bela diri di Jepang secara umum dikategorikan menjadi 2, berdasarkan waktu terbentuknya, yaitu Koryū dan Gendai Budō. Perbedaan antara keduanya adalah :

Koryū sudah terbentuk sebelum Restorasi Meiji (1868 – 1912 M), tujuan dari Koryū sendiri adalah untuk kepentingan peperangan. Koryū terdiri dari : Jujutsu, Kenjutsu, Iaijutsu, Naginatajutsu dan Ninjutsu.

Sedangkan Gendai Budō, terbentuk setelah Restorasi Meiji, dengan tujuan utamanya adalah lebih untuk ke pengembangan diri, selain itu banyak juga dari Gendai Budō yang dimasukkan dalam jenis olahraga modern, seperti Judo dan Kendo. Gendai Budō terdiri dari : Karate, Judo, Kendo, Kyūdō, Iaidō, Aikido dan Shorinji Kempo.

Referensi :


Sumber Gambar :